Sektor
pertanian di Indonesia saat ini masih menghadapi masalah klasik untuk dapat
meningkatkan produktivitas beras nasional. Setidaknya ada dua persoalan klasik
yang dihadapi sertor pertanian. Yang pertama konversi lahan yang sudah
dijelaskan sebelumnya, yang kedua kecenderungan generasi muda di pedesaan yang
tidak lagi tertarik ikut dalam kegiatan pertanian padi karena dianggap kurang
menarik.
Hal
itu sangat disayangkan karena faktanya hampir
90% rakyat Indonesia mengonsumsi
beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Bahkan, hampir tujuh dekade Indonesia
merdeka, secara dramatis kebijakan pemerintah telah menjadikan beras sebagai
pengganti keragaman bahan pokok rakyat Indonesia.
Saat
ini generasi muda cenderung tidak tertarik dengan kegiatan pertanian, khususnya
dalam budidaya padi. Kerena budidaya padi dianggap sulit, kegiatan yang
dilakukan dalam bertani padi ini sangat rumit. Dan biasanya kebanyakan yang
melakukan budidaya padi ini hanya orang tua saja. Sehingga banyak generasi muda
yang gengsi untuk melakukan kegiatan pertanian khususnya padi , mereka lebih
memilih untuk bekerja kantoran yang mudah dilakukan dan tidak membutuhkan
banyak tenaga.
Data
BPS menyebutkan pada tahun 2004, ada 40,16 juta orang berusia 15 tahun ke atas
yang bekerja disektor pertanian, sementara pada tahun 2013 angkanya menyusut
menjadi 39,96 juta orang. Hal ini disinyalir karena dukungan infrastruktur
pertanian yang masih sangat minim. Ditambah saluran irigasi di berbagai wilayah
kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Kesalahan-kesalahan kebijakan ini
yang kemudian senantiasa menjadi pembenar untuk melakukan kebijakan impor
pangan terutama untuk komoditas padi.
0 comment:
Posting Komentar