Apa itu SRI?
SRI adalah kepanjangan dari System Rice Intensification merupakan teknik budidaya padi dengan metode intensifikasi. Intensifikasi dengan meningkatkan produktivitas padi dengan cara memperbaiki pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 % bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100 %.
Pada tahun 1994 sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Tefy Saina dan Cornel International Institute for Food and Agriculture Development (CIIFAD) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD, metode SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di Cina dan Agency for Agriculture Research and Development (AARD ) melakukan percobaan pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999. Teknik S.R.I. ini telah berkembang di 36 negara antara lain Indonesia, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar dan lainnya.
Untuk menerapkan sistem S.R.I. pada masyarakat cukup mengalami kendala. Kendala tersebut terutama bermula dari
Kamis, 26 November 2015
Senin, 23 November 2015
Padi Nuklir hasil Teknologi Iridasi
20 varietas padi dengan sebutan Padi Nuklir telah berhasil diciptakan oleh BATAN, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Varietas padi unggul ini dikembangkan melalui teknologi nuklir dengan penerapan teknologi isotop dan radiasi. Varietas-varietas padi nuklir unggul ini memiliki keunggulan berupa umur produksi yang lebih singkat, kuantitas panen yang tinggi melebihi normal, dan tidak mudahnya rontok oleh serangan-serangan hama.
"Di tengah kondisi Indonesia yang sedang dilanda banyak bencana, teknologi nuklir menjanjikan hasil yang baik untuk mengatasi persoalan gagal panen padi," kata Sofrizal, Peneliti Kepala pada Kelompok Pemuliaan Tanaman untuk padi di BATAN.
Salah satu varietas yang mulai dikejar-kejar petani adalah varietas
Jumat, 20 November 2015
Permasalahan Impor Beras di Indonesia
Indonesia
merupakan Negara produsen beras nomor tiga setelah Cina dan India, dengan
produksi padi nasional pada tahun 2008 sekitar 60,28 juta ton, tetapi pada
kenyataannya Indonesia masih tetap melakukan impor beras dan merupakan
pengimpor beras terbesar, dan ini terjadi hampir setiap tahun, misalnya pada
tahun 1999 impor beras Indonesia mendekati 5 juta ton. Faktor yang menyebabkan
Indonesia masih impor beras diantaranya telah dibahas pada artikel sebelumnya.
Selain faktor yang telah dibahas di artikel sebelumnya ada juga beberapa faktor
yang menyebabkan impor beras diantaranya ialah :
Kamis, 19 November 2015
Pertanian di Indonesia Masih Mengalami Masalah Klasik
Sektor
pertanian di Indonesia saat ini masih menghadapi masalah klasik untuk dapat
meningkatkan produktivitas beras nasional. Setidaknya ada dua persoalan klasik
yang dihadapi sertor pertanian. Yang pertama konversi lahan yang sudah
dijelaskan sebelumnya, yang kedua kecenderungan generasi muda di pedesaan yang
tidak lagi tertarik ikut dalam kegiatan pertanian padi karena dianggap kurang
menarik.
Hal
itu sangat disayangkan karena faktanya hampir
Sabtu, 14 November 2015
PRODUKTIVITAS PADI DI INDONESIA BELUM DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN NASIONAL
Indonesia
adalah negara agraris dengan kekayaan dalam bidang pertanian yang melimpah.
Salah satu komoditas yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah padi yang
merupakan makanan pokok rakyat Indonesia dan juga menjadi komoditas terpenting
kedua di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2011), luas
pertanaman padi di Indonesia adalah 13.203.643 ha dengan tingkat produksi
mencapai 65.756.904 ton.
Seiring
berjalan waktu, peningkatan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat mendongkrak
permintaan beras. Namun hal ini tidak diiringi dengan jumlah produktivitas
padi, sehingga terjadi kelebihan permintaan beras yang mengharuskan adanya
upaya untuk meningkatkan produktivitas padi di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan pangan nasional. Merujuk kepada data yang dikemukakan oleh FAO dan
IRRI (International Rice Research Institute), Indonesia tercatat
merupakan Negara dengan angka konsumsi beras tertinggi, yaitu sebesar 139
kilogram per tahun pada tahun 2008. Setelah tahun demi tahun angka ini tidak
mengalami penurunan yang signifikan, sedangkan Malaysia telah menurunkan
konsumsi ini menjadi 80 kilogram per kapita per tahun dan jepang hanya sebesar
60 kilogram per kapita per tahun.
Permasalahan
yang terkait dengan produktivitas padi ini salah satunya adalah semakin banyak
lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi
Rabu, 11 November 2015
PADI ( Oryza sativa )
Padi
merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno
berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti
sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai
pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar
Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal
padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Klasifikasi botani tanaman
padi adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas
: Monotyledonae
Keluarga
: Gramineae (Poaceae)
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza spp.
Terdapat
25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua
subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi
cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di
dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.
Komoditas padi adalah komoditas terpenting ke-2 didunia setalah gandum yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di dunia. Sedangkan di
Indonesia padi menjadi makanan pokok utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
di Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)